Latihan 01 Kelas 8 Basis

Social Engineering, Sebuah Teknik Menyerang Sistem Keamanan Komputer
Social engineering dipopulerkan oleh seorang hacker terkenal bernama Kevin Mitnick pada era 1990-an. Social engineering merupakan sebuah teknik mendapatkan informasi penting dari korban dengan cara memperdaya koban dengan memanfaatkan kelemahan interaksi sosial korban. Menurut Benz, social engineering adalah seni dan ilmu bagaimana mendapatkan orang untuk memenuhi apa yang kita inginkan. Menurut Palumbo, social engineering adalah sebuah trik psikologi yang digunakan oleh hacker dari luar pada pengguna sah dari sebuah sistem komputer untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar mendapatkan akses ke sistem komputer.
Pada dasarnya, tujuan dari sosial engineering sama dengan hacking pada umumnya: mendapatkan akses yang tidak diotorisasi ke dalam sistem atau informasi untuk melakukan tindakan ilegal, penyerangan jaringan, mata-mata industri, pencurian identitas, atau menyerang sistem atau jaringan. Umumnya, perusahaan yang menjadi target adalah perusahaan-perusahaan besar seperti perusahaan telekomunikasi, militer, lembaga pemerintah, lembaga financial, rumah sakit, dan sebagainya.
Menurut Sarah Granger, serangan melalui social engineering mempunyai dua level:  secara fisik dan secara psikologi. Serangan secara fisik dilakukan dengan berbagai macam, seperti datang langsung ke tempat kerja, menggunakan telepon, sampah-sampah dan bahkan secara online. Pelaku dapat saja berpura-pura sebagai pegawai maintenance gedung, konsultan dan bahkan pegawai perusahaan itu sendiri yang mempunyai akses ke dalam organisasi. Pelaku kemudian mencari password, memasang perangkat penyadap di jaringan kemudian menyerang sistem atau jaringan dari luar. Cara lain adalah dengan memperhatikan pekerja yang sedang memasukkan password kemudian mencari password tersebut.
Menurut Joan Goodchild, ada berbagai trik yang digunakan oleh penyerang dengan memanfaatkan kelemahan korban, yaitu :
1.    Sepuluh derajat pemisah
Salah satu cara untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan social engineering adalah dengan menggunakan telepon. Namun sebelum mendapatkan informasi penting dari korban, pelaku akan terlebih dahulu mendapatkan informasi sepotong demi sepotong sampai akhirnya sampai ke korban. Informasi tersebut diperoleh satu per satu dari orang-orang di sekeliling korban. Pelaku bisa saja bertanya terlebih dahulu kepada petugas keamanan, petugas kebersihan, supir, bawahan, dan seterusnya hingga sampai kepada korban. Menurut Sir Lifrieri, seorang pensiunan New York City Police Department, kemungkinan ada sepuluh tahap yang dilakukan oleh pelaku sebelum akhirnya sampai ke korban. Korban mungkin saja orang kesepuluh yang didekati oleh pelaku.

2.    Mempelajari bahasa perusahaan target
Setiap organisasi memiliki budaya dan bahasa sendiri dalam berkomunikasi dan memiliki istilah-istilah atau singkatan-singkatan yang digunakan ketika berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Misalnya, perusahaan kimia akan terbiasa berbicara dengan bahasa kimia, perusahaan obat-obatan dsb. Karena itu sebelum melakukan penyerangan, pelaku akan mempelajari terlebih dahulu bahasa organisasi. Sehingga pada saat melakukan penyerangan, korban akan mudah percaya karena pelaku berbicara dalam bahasa organisasi yang dikenal akrab oleh korban.

3.    Meminjam musik “nada tangga” perusahaan
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan music “nada tunggu telepon” yang digunakan organisasi. Sebelum melakukan aksinya, pelaku terlebih dahulu menelpon organisasi, tujuannya agar mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan music “nada tunggu” perusahaan. Pelaku kemudian merekam music “nada tunggu” tersebut dan digunakan untuk mengelabui karyawan lain.

Berikutnya, pelku akan menelpon katyawan yang menjadi target. Ketika sedang menelpon, pelaku pura-pura ada telepon yang masuk ke linenya dan target disuruh menunggu. Pada saat menunggu tersebut, pelaku akan memutar music “nada tunggu” yang sudah direkamnya. Hal ini akan membuat target merasa bahwa pelaku menelpon dari internal perusahaan dan merupakan pegawai perusahaan. Sehingga, ketika diminta informasi penting yang rahasia, target akan memberikan tanpa rasa curiga.

4.    Menyamarkan Nomor Telepon
Teknik ini dilakukan dengan cara menyamarkan nomor telpon yang digunakan untuk menelpon korban. Korban akan melihat nomor telpon itu adalah nomor telpon dari dalam perusahaan atau perusahaan yang dikenal, tetapi sebenarnya telepon berasal dari pelaku. Teknik ini dapat mengecoh korban. Karena korban akan mengira telpon berasal dari orang yang terpercaya. Bila korban menelpon balik ke nomor tersebut, maka telepon akan disambungkan ke nomor yang benar. Karenanya, korban akan mudah percaya dan memberikan informasi-informasi penting yang rahasia.

5.    Menggunakan isu berita
Berita-berita yang ada di surat kabar atau TV digunakan oleh pelaku untuk mempedaya korban. Sebagai contoh, jika berita utama “adanya bank yang terkena likuidasi” , maka pelaku akan menelpon atau mengirimkan email ke karyawan bank yang bersangkutan untuk memberikan informasi-informasi penting yang rahasia.

6.    Memanfaatkan kepercayaan pada website jejaring sosial
Saat ini ada banyak website jejaring sosial yang mempunyai banyak pengguna seperti facebook, my space, twitter, dll. Para pengguna percaya kepada website tersebut. Kepercayaan itu dimanfaatkan pelaku dengan cara mengirimkan email palsu kepada pengguna jejaring sosial yang isinya bahwa website tersebut dalam perbaikan dan mohon memperbaiki akun dengan cara mengklik link yang disertakan. Ketika mengklik link tersebut korban akan dibawa ke website palsu. Jika tidak sadar, korban akan memberikan informasi penting yang rahasia di website palsu tersebut.

7.    Memanfaatkan kesalahan ketik
Ketika berselancar di internet, sering kali orang salah ketik alamat URL dan tidak terlalu teliti memperhatikannya. Pelaku kemudian menyiapkan website palsu dengan alamat URL yang mirip dengan alamat website aslinya. Akibatnya, ketika ada pengunjung yang salah ketik dan masuk ke website palsu tersebut, secara tidak sadar akan memberikan informasi yang penting.

8.    Menyebarkan berita bohong untuk mempengaruhi harga saham

Teknik ini dilakukan dengan cara menyebarkan berita bohong yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Sebagai contoh tentang kesehatan Bill Gates akan dapat membuat harga saham Microsoft turun. Pelaku akan memberi sejumlah saham dari perusahaan tertentu, kemudian mengirimkan email yang berisi isu yang dapat membuat harga saham perusahaan tersebut akan naik, misalnya isu bahwa perusahaan tersebut akan dibeli oleh perusahaan yang lebih besar. Ketika orang banyak termakan isu tersebut, maka orang akan memburu saham perusahaan bersangkutan dan harga sahamnya akan naik secara drastis. Pada saat harga saham naik, maka pelaku akan melepas sahamnya.  

Komentar