Contoh Analisis Novel Sejarah


Analisis Novel Sejarah 

Judul               : Padang Ilalang di Belakang Rumah
Penulis            : Nh. Dini
Penerbit           : PT Gramedia

PETA atau Pembela Tanah Air adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Tentara Pembela Tanah Air dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943. Tentara PETA telah berperan besar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Veteran-veteran tentara PETA telah menentukan perkembangan dan evolusi militer Indonesia, antara lain setelah menjadi bagian penting dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya TNI. Karena hal ini, PETA banyak dianggap sebagai salah satu cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia.
PETA dibentuk pada masa pendudukan Jepang tepat setelah Belanda meninggalkan Indonesia. Jepang di Indonesia diawali dengan pendaratan di kota Tarakan pada tanggal 10 Januari 1942. Rakyat menyambut Jepang dengan senang hati. Mulai dari mengaku sebagai saudara tua Indonesia, siaran lagu kebangsaan Indonesia Raya, gerakan 3A, dan melakukan berbagai propaganda ‘Jepang-Indonesia sama-sama juga Kemakmuran bersama Asia Timur Raya’. Di bidang sosial, Jepang gencar menanamkan paham persamaan derajat seluruh penduduk. Kenyataannya, Indonesia tidak lepas dari sistem penjajahan.
Pembentukan PETA dianggap berawal dari surat Raden Gatot Mangkoepradja kepada Gunseikan (kepala pemerintahan militer Jepang) pada bulan September 1943 yang antara lain berisi permohonan agar bangsa Indonesia diperkenankan membantu pemerintahan Jepang di medan perang. Pada pembentukannya, banyak anggota Seinen Dojo (Barisan Pemuda) yang kemudian menjadi anggota senior dalam barisan PETA.  Ada pendapat bahwa hal ini merupakan strategi Jepang untuk membangkitkan semangat patriotisme dengan memberi kesan bahwa usul pembentukan PETA berasal dari kalangan pemimpin Indonesia sendiri.
Lahirnya PETA sendiri, akibat pecahnya perang dunia ke II pada tanggal 8 Juli 1937, yang disebut Perang Asia Timur Raya. Konflik antara Jepang dan Tiongkok dan beberapa dari peristiwa dan serangannya yang penting juga merupakan bagian dari perang tersebut. Perang ini terjadi antara pihak Sentral diantaranya Jepang, Jerman Nazi, dan Italia dengan pihak Sekutu (termasuk Tiongkok), Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru. Uni Soviet berhasil memukul mundur Jepang pada 1939, dan tetap netral hingga 1945, saat ia memainkan pernanan penting di pihak Sekutu pada masa-masa akhir perang.
Perang Asia Timur Raya menyebabkan kesengasaraan pada rakyat. Kepala kampung setiap daerah diperintahkan untuk mengumpulkan harta seluruh penduduk demi kepentingan Perang Asia Timur Raya. Akhirnya, Jepang menang menghadapi sekutu Inggris dan Amerika. Namun, keadaan ekonomi Indonesia semakin memburuk.
PETA yang pada saat itu geram akibat harus tunduk pada serdadu Jepang dan melihat penderitaan rakyat melakukan pemberontakan. Pada tanggal 14 Februari 1945, pasukan PETA di Blitar di bawah pimpinan Supriadi melakukan sebuah pemberontakan. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan dengan memanfaatkan pasukan pribumi yang tak terlibat pemberontakan, baik dari satuan PETA sendiri maupun Heiho. Supriadi, pimpinan pasukan pemberontak tersebut, menurut sejarah Indonesia dinyatakan hilang dalam peristiwa ini.
Kalangan PETA berbalik melawan guru dan pendidiknya sendiri. Pemberontakan PETA mengakibatkan perlawanan balik oleh Jepang. Tentara dan polisi Jepang menembak mati semua orang yang ditemui tanpa menghiraukan itu pemberontak atau penduduk biasa. Pertempuran berjalan selama lima hari penuh, baku tembak terdengar dimana-mana.
Pada awal tahun 1946, situasi keamanan di ibukota Republik Indonesia di Jakarta sangat tidak aman. Pasukan Sekutu (AFNEI, Allied Forces in Netherlands East Indies), yang diboncengi Belanda dengan nama NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mulai melakukan razia-razia dan penangkapan atas pejuang kemerdekaan Indonesia. Beberapa kali terjadi kontak senjata antara pejuang dengan pasukan Sekutu, terutama di daerah perbatasan kota, seperti Meester Cornelis (Jatinegara dan Bekasi), Pasar Minggu dan lain-lain. Penjarahan dan perampokan terjadi dimana-mana.
Pasukan Jepang pun masih belum ditarik sepenuhnya, justru diminta mendukung operasi pengamanan ibukota tersebut. Belum lagi muncul beberapa konflik antar pemimpin perjuangan. Bahkan terjadi beberapa kali upaya penculikan dan pembunuhan atas Presiden Soekarno dan pejabat tinggi pemerintah RI lainnya, baik oleh pasukan NICA maupun laskar-laskar rakyat yang tidak sepenuhnya tunduk kepada pemerintahan baru. Pada 2 Januari 1946, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII mengirimkan surat melalui kurir yang mempersilakan apabila pemerintah RI bersedia memindahkan ibukota RI ke Yogyakarta atas jaminan mereka berdua.
Dari seluruh uraian di atas, sudah jelas bahwa PETA berperan besar untuk kemerdekaan Indonesia. Persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia menjadi kunci keberhasilan rakyat Indonesia dalam merebut kembali Indonesia dari tangan Jepang yang kian membuat rakyat sengsara. Peran pemimpin juga sangat berpengaruh dalam menyatukan rakyat untuk bangkit melawan balik penjajah.

 Tonggak-tonggak Sejarah Novel
  • ·         Belanda meninggalkan Indonesia
  • ·         Jepang di Indonesia diawali dengan pendaratan di kota Tarakan pada tanggal 10 Januari 1942.
  • ·         Rakyat menyambut dengan senang hati karena Jepang mengaku sebagai saudara tua Indonesia dan mulai mempropagandakan gerakan 3A.
  • ·         Selain 3A, Jepang juga melakukan propaganda “Jepang Indonesia sama-sama” dan “Kemakmuran bersama Asia Timur Raya”.
  • ·         Pada tanggal 8 Juli 1937, Jepang dengan negara-negara sekutu mengalami konflik hebat yang kemudian disebut Perang Asia Timur Raya.
  • ·         Jepang menang menghadapi sekutu Inggris dan Amerika. Namun, keadaan ekonomi Indonesia semakin memburuk.
  • ·         Tentara Pembela Tanah Air (PETA) akhirnya dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943.
  • ·         Pada pembentukannya, banyak anggota Seinen Dojo (Barisan Pemuda) yang kemudian menjadi anggota senior dalam barisan PETA. 
  • ·         Pembentukan PETA, merupakan strategi Jepang untuk membangkitkan semangat patriotisme pemuda.
  • ·        Pada tanggal 14 Februari 1945, pasukan PETA di Blitar di bawah pimpinan Supriadi melakukan sebuah pemberontakan.
  • ·         Kalangan PETA berbalik melawan guru dan pendidiknya sendiri.
  • ·         Tentara dan polisi Jepang menembak mati semua orang yang ditemui tanpa menghiraukan itu pemberontak atau penduduk biasa.
  • ·         Pertempuran berjalan selama lima hari penuh, baku tembak terdengar dimana-mana.
  • ·         Tahun 1945, beredar desas-desus bahwa Indonesia telah merdeka.
  • ·         Pada 2 Januari 1946, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII mengirimkan surat melalui kurir yang mempersilakan apabila pemerintah RI bersedia memindahkan ibukota RI ke Yogyakarta.

Komentar