Itu Sudah Biasa
Suatu pagi di hari yang cerah, di sebuah sekolah di
negeri kita, para murid sedang melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan.
Setelah bel masuk, guru memasuki kelas dan kaget
akan suasana di kelas.
“Selamat pagi anak-anak.” Kata Guru.
“Pagi Bu.” Jawab murid-murid.
“Pasti barusan mengerjakan PR bukan? Anak-anak, PR
adalah Pekerjaan Rumah, jadi harus dikerjakan di rumah.” Jelas Guru.
“Bu, kan banyak yang bilang kalau sekolah adalah itu
Rumah ke-2 kita. Habis PR nya Kimia sih Bu.” Kata Candra mengacungkan tangan.
“Memangnya kenapa kalau PR nya adalah mata pelajaran
Kimia?” Tanya Guru.
“Kimia kan pelajaran yang ‘KIta Mengerjakan Ini
bersamA’ jadinya harus dikerjakan bersama-sama Bu.” Jawab Candra lagi.
“Berarti kalau pelajaran Sejarah harus dikerjakan
sendiri di rumah?” tanya Guru.
“Kenapa Bu?” tanya siswa.
“Karena Sejarah adalah ‘SEsuatu yang harus
dikerJAkan sendiRi di rumAH. Baiklah, kumpulkan tas kalian ke depan, sudah siap
untuk tes UAS?” tanya Guru.
“Maaf Bu, saya terlambat.” Tiba-tiba salah seorang
murid datang memasuki kelas.
“Wah, dasar Joni si murid Teladan! Telat datang,
pasti pulang duluan.” Sahut Candra.
“Ya, silahkan duduk, Joni apa kamu sudah belajar
untuk tes UAS hari ini?” tanya Guru.
“Ngapain belajar Bu, kan UAS Ujian Asal Silang, jadi
tidak usah belajar.” Jawab Joni.
“Waduh, bagaimana nasib Indonesia, jika semua
generasi mudanya seperti ini.” Jawab Guru.
Sang Guru mulai pusing, sepertinya mulai hari itu
Sang Guru berhenti dari pekerjaannya karena tidak kuat menghadapi anak
muridnya.
Jika itu benar-benar terjadi, maka para murid akan
senang, karena akan jamkos (jam kosong) setiap harinya.
Komentar
Posting Komentar