Amfibi dan Insecta


Amfibi dan Insecta

Alat Peredaran Darah
     Katak mempunyai jantung sebagai alat pemompa darah. Jantung katak memiliki tiga ruangan, yaitu serambi (atrium) kanan, serambi kiri, dan satu bilik (ventrikel). Atrium berdinding tipis, sedangkan ventrikel berdinding tebal dan berbentuk kerucut (ventrikulus cordis). Di bagian belakang atrium kanan jantung terdapat kantong tipis berbentuk segitiga yang disebut sinus venosus. Setiap ujung sinus venosus merupakan muara dari tiga buah pembuluh balik utama, yaitu vena pulmonalisvena kava anterior, dan vena kava posterior. Berdasarkan asal darahnya, pada katak terdapat tiga sistem pembuluh darah balik, yaitu sistem vena kava, sistem vena pulmo kutaneus, dan vena porta.
1. Sistem vena kava, terdiri atas vena kava anterior dan vena kava posterior yang dilalui darah dari bagian depan (kepala dan tungkai depan) dari bagian belakang (tungkai belakang)
.
2. Sistem vena pulmo kutaneus dilalui darah dan paru-paru dan kulit.  
3.Sistem vena porta ialah vena-vena yang melewati beberapa organ (kelenjar pencernaan) sebelum memasuki jantung. Pada katak terdapat sistem porta hepatika yang membawa hasil pencernaan dari usus ke hati dan sistem porta renalis yang membawa darah dari tungkai belakang atau ekor ke ginjal.
Di samping sistem peredaran darah terdapat sistem peredaran limfa. Sistem peredaran limfa berperan membawa cairan dan seluruh tubuh ke dalam peredaran darah. Cairan limfa berisi leukosit dan protein plasma darah. Cairan limfa dari kapiler darah yang masuk ke jaringan dibawa menuju vena melalui pembuluh limfa. Pembuluh-pembuluh limfa mempunyai berbagai diameter dan bentuk. Pada katak terdapat kantong-kantong cairan limfa di bawah kulit. Akibatnya, kulit katak selalu lembap karena memiliki daya absorpsi air yang besar. 
     c. Sistem Peredaran Darah
        Sistem peredaran darah katak adalah sistern peredaran darah ganda dan tertutup. Darah yang berasal dari seluruh tubuh, melalui pembuluh balik dipompa menuju ke serambi kanan, kemudian menuju ke bilik jantung. Darah dari bilik dipompa lagi menuju paru-paru. Di dalam paru-paru, darah melepaskan karbon dioksida dan mengikat oksigen. Selanjutnya, melalui pembuluh balik paru-paru, darah dari paru-paru dialirkan kembali menuju ke serambi kiri, dan kembali ke bilik jantung. Darah dari bilik jantung dipompa atau dialirkan ke seluruh tubuh, demikian seterusnya

            Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan hormon yang merangsang  gonad untuk  menghasilkan sel kelamin            

Bagian posterior glandula pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur pengambilan air.
            Glandula thyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar ini di ambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Bila ekstrak ini disuntikan pada berudu yang secara normal memerlukan waktu dua tahun (untuk katak yang diam di daerah dingin ) untuk berubah menjadi dewasa maka waktu metamorphose ini akan dipercepat. Kelenjar tiroid tidak hanyamengatur aktivitas metabolisme tubuh tetapi dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode pengelupasan lapisan luar kulit.
            Kelenjar pancreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormoninsuline yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon ini juga dihasilkan  oleh sekelompok sel dalam pulau Langerhans.
            Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandulae supra renalis atau glandulae adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin  atau aphinephrine yang bekerja berlawanan dengan insuline (hormon adrenalin mengubah glycogen menjadi glucosa, kecuali itu menyebabkan pigmen mengumpul  sehingga kulit berwarna lebih gelap. Kelenjar adrenal, korteks dan medula bergabung tidak terpisah seperti pada ikan.

Alat Ekskreasi utama dalah ginjal. ginjal katak memiliki saluran yang bermuara pada kloaka. yang mana pada katak jantan saluran yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran dan kelenjar kelamin, sementara itu pada katak betina kedua saluran tersebut terpisah. Ginjal kata Memiliki Fungsi untuk mengeluarkan air yang berlebihan dalam tubuhnya. Kantong kemih yang terdapat dalam tubuhnya menampung filtrat dan ginjal di gunakan pula untuk mengatur air. ketika katak berada di dalam air, kantong kemihnya penur berisi urine encer, akan tetapi saat katak berada di darat air dalam kantok kemih akan di serap kembali untuk mengganti kehilangan air akibat proses penguapan melalui kulit.

Kulit katak juga mampu mengeluarkan lendir yang mana berfungsi untuk menjaga agar permukaan kulit tetap lembab dan basah. pemukaan kulit yang lembab bertujuan untuk meningkatkan pertukaran gas dalam proses pernapasan katak melalui kulit. Selain ginjal dan kulit, alat ekskresi katak yang lain adalah paru-paru. Paru-paru katak berbentuk dua buah kantong berdinding tipis yang berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.


Amfibi terbungkus oleh kulitnya yang lembut (tipis) dan bersih, tanpa bulu, tanpa sisik. Kulit ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia cenderung mengering terutama di bagian perut. Keadaan tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Bahkan walaupun mereka memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga kelembaban, amfibi harus tetap hidup di daerah lembab. Kulit dari sebagian besar amfibi melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar racun yang mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa beracun (Fakta ilmiah, 2010).
Dermis tipis tersusun dari jaringan pengikat, pembuluh darah, saraf, sel-sel otot dan sel-sel pigmen
memfasilitasi pertukaran gas yang memungkinkan amfibi untuk bernapas ketika mereka menjalani hibernasi. vKelenjar yang bertanggung jawab untuk produksi toksin adalah kelenjar paratoid yang melepaskan bufotoxin dan terletak di belakang telinga katak sementara di salamander mereka hadir tepat di belakang mata. vKromatofora juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang bertanggung jawab untuk warna kulit amfibi dan disusun dalam tiga lapisan, yaitu: ü Melaophores ü Guanophores ü lipophores
·         Sistem Reproduksi         
Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih–putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesorsium. Dari testis terdapat saluran yang disebut vasadefferensia yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa.
Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat “musim kawin” pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim kawin” terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel–sel gametnya ke luar tubuh.


Serangga
Sistem Peredaran Darah pada Serangga

       a. Darah
           Darah belalang disebut hemolimfa. Darah ini tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin, sehingga tidak mampu mengangkut oksigen. Darah belalang hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan. Oksigen masuk ke dalam sel-sel tubuh melalui sistem trakea. 

        b. Alat Peredaran Darah

     Belalang adalah serangga yang mempunyai alat transportasi berupa pembuluh berbentuk gelembung-gelembung yang dinamakan jantung pembuluh. Jantung pembuluh terletak di atas saluran pencenaan serta memiliki lubang (ostium) di sisi kiri dan kanan gelembung. Ostium (jamak: ostia) ini berfungsi sebagai tempat masuknya darah dan seluruh tubuh. Jantung pembuluh berupa gelembung-gelembung pembuluh yang saling bersambungan. Bagian  belakang tertutup dan bagian depannya berupa aorta yang berujung terbuka.

     c. Peredaran Darah
      Peredaran darah serangga termasuk sistem peredaran darah terbuka. Artinya, darah mengalir tanpa melalui pembuluh darah. Ketika jantung pembuluh berdenyut darah terpompa dan mengalir ke seluruh tubuh Darah dari Aorta langsung beredar bebas di dalam tubuh dan masuk ke sel-sel tubuh untuk memberikan sari-sari makanan dan mengangkut zat-zat sisa dan sel-sel tersebut. Selanjutnya, darah kembali ke jantung pembuluh melalui ostium di sisi kanan dan untuk beredar ke seluruh tubuh,

Insecta
Pada sistem saraf insecta terdapat tiga kelompok sel neuroendokrin yang utama, yaitu:
1)   Sel neurosekretori medialis
2)   Sel neurosekretori lateralis
3)   Sel neurosekretori subesofageal
Organ endokrin klasik lainnya yang terdapat pada insecta yaitu kelenjar protoraks. Pada insecta yang lebih maju, kelenjar protoraks terdapat di daerah toraks, namun pada insecta yang kurang berkembang dapat ditemukan di daerah kepala.
Sistem endokrin pada insecta berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas antara lain aktivitas pertumbuhan.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar dan sel-sel khusus yang mengsekresikan hormon.
Beberapa kelenjar dan sel neurosekretori pada serangga telah diketahui menghasilkan hormon. Funsu utama dari hormon tersebut adalah untuk mengendalikan proses reproduksi, pergantian kulit, dan metamorfosis. Adapun beberapa diantara hormon tersebut adalah:
·      Hormon Otak atau Hormon Protoraksikotropik (PTTH): berperan dalam pergantian kulit dan dalam pengendalian diapause. Berperan juga dalam merangsang penghasilan hormon ekdison.
·      Hormon Ekdison: berperan dalam hal mengawali pertumbuhan dan perkembangan serangga, dan juga yang menyebabkan terjadinya apolisis (peristiwa terjadinya pemisahan epidermis dari kutikula sebagai bagian dari proses molting).
·      Hormon Juvenil: berperan dalam hal penghambatan metamorfosis maupun dalam hal vitellogenesis, aktivitas tanbahan kelenjar reproduksi dan produksi feromon. Feromon umumnya di sekresikan untuk melakukan reproduksi, mencari makanan, dan kpmunikasi antar koloni

Integumen
Epikutikula bertanggungjawab untuk sifat impermeabiliti pada kutikula, dan terutama kemampuannya untuk mencegah hilangnya air karena evaporasi. Epikutikula terdiri dari : - Lapisan Cement (tersusun dari tanned protein) - Lapisan Wax (tersusun dari rantai hidokarbon panjang) - Lapisan Cuticulin ( tersusun dari lipoprotein) - Lapisan Homogenous Eksokutikula yang menyebabkan sifat kaku pada bagian yang keras seperti misal pada kapsul kepala. Endokutikula bertanggungjawab pada pembesaran integumen dan pada kombinasi kekerasan dan fleksibiliti. Fungsi Integumen  Melindungi organ internal Tempat melekatnya otot Ikut berperan dalam aktivitas makan, pergerakan dan reproduksi Mencegah hilangnya air Mencegah masuknya patogen dan insektisida Menghindar dari predator.
Kutikula dibangun oleh kitin dan protein, sklerotin, resilin, dan lime.
 • Kitin adalah kandungan kutikula yang terbesar (≤ 50 %), terdiri dari polisakarida dan nitrogen dan tidak menyebabkan pengerasan kutikula. Banyak dijumpai pada bagian endokutikula yang fleksibel dan mudah membesar, sedikit pada eksokutikula dan tidak ada pada epikutikula.
Sklerotin adalah komponen protein yang berubah menjadi substansi yang menanduk, terdapat pada bagian eksokutikula dari kutikula serangga.
Resilin merupakan substansi protein yang elastik dimana rantai protein berikatan pada bentuk 3 dimensi seperti pada pembentukan karet. Resilin dapat terletak diantara lamela kitin, pada dasar sayap, atau menjadi tendon elastik yang menghubungkan otot dengan sayap. Lime dapat dijumpai pada beberapa larva akuatik Diptera.
Sistem Ekskresi Serangga Sistem ekskresi berperan penting dalam menjaga dan mengendalikan keseimbangan garam-garam mineral dan air pada cairan tubuh. Proses ini penting bagi serangga untuk dapat hidup pada lingkungan yang kering. Organ yang berperan dalam sistem ekskresi adalah tubulus malphigi dan rectum.

Sistem ekskresi serangga Eskresi terjadi ketika aliran darah melewati tubulus malphigi dan senyawa yang dikandungnya berdifusi atau pindah secara aktif ke dalam tubulus. Kebanyakan nitrogen diambil oleh tubulus dalam bentuk garam asam urat, yang terbentuk pada badan lemak dan pindah ke darah sebelum dibuang. Substansi lain : asam amino, berbagai ion, dan air. Aliran urin di dalam tubulus malphigi disebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi ion natrium. Urin kemudian dibuang dari tubulus malphigi menuju ke usus belakang, dimana akan melewati rektum. Pada rektum, terjadi proses reabsorbsi air, menghasilkan feses yang relatif kering pada kebanyakan serangga. Rektum juga berperan dalam mengambil ion anorganik dan asam amino yang dibutuhkan dari urin dan mengembalikannya ke dalam darah dalam jumlah yang dikendalikan yang selanjutnya berperan dalam menjaga keseimbangan ion di dalam tubuh. Urin, dihasilkan oleh tubulus malphigi, merupakan cairan bening, seperti cairan yang dikeluarkan oleh serangga pemakan darah setelah makan, atau suatu suspensi yang sangat kental, seperti “meconium” yang dihasilkan oleh Lepidoptera dewasa yang baru keluar dari kepompong.

Sistem Reproduksi Serangga Untuk memperoleh keturunan baru, serangga jantan kawin dengan serangga betina. Sperma jantan yang telah tersimpan dalam spermateka betina akan membuahi sel telur dan menjadi zigot lalu dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk telur dan diletakkan pada suatu medium. Reproduksi dengan cara ini disebut ovipariti. Gambar 10. Proses perkawinan serangga Namun, pada beberapa serangga, telur yang telah mengandung zigot berada dalam saluran genital betina, hingga menetas menjadi larva bukan dalam bentuk telur. Reproduksi semacam ini dinamakan ovovivariti.


Komentar