Terjemahan Abstrak Jurnal

PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG 

Bioetenol merupakan etanol yang diperoleh dari hasil fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme (ragi) [13]. Bioetanol yang diperoleh dari hasil fermentasi bisa memiliki berbagai macam kadar. kadar bioetanol bisa sangat bervariasi, tergantung kepada bahan baku dan pemrosesannya [14]. Bioetanol dengan kadar 90-94% disebut bioetanol tingkat industri, sedangkan bioetanol berkadar 94-99,5% disebut dengan bioetanol tingkat netral [15]. Kebanyakan bioetanol jenis ini dipakai untuk campuran minuman keras, dan yang terakhir adalah bioetanol tingkat bahan bakar yaitu bioetanol dengan kadar minimum 99,5% [16]. Bioetanol dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar, namun bioetanol murni hanya memiliki dua-pertiga energi bensin dan penguapan bioetanol dari cair ke gas juga tidak secepat bensin [17]. Oleh karena itu penggunaan bioetanol murni pada kendaraan akan menimbulkan masalah [18]. Tetapi masalah dapat diatasi dengan mengubah desain mesin dan reformulasi bahan bakar, misalnya dengan pencampuran alkohol dan premium dengan perbandingan tertentu. Hasil pencampuran ini kemudian disebut dengan Gasohol [19]. Gasohol memiliki performa yang lebih baik daripada premium karena angka oktan etanol lebih tinggi daripada premium. Selain itu, gasohol juga lebih ramah lingkungan daripada premium [20]. 

CREATING BIOETHANOL FROM SINGKONG 

Bioethenol is an ethanol obtained from the fermentation of biomass with the help of microorganisms (yeast) [13]. Bioethanol from the fermentation can have a variety of levels. The levels of bioethanol can vary greatly, depending on the raw material and its processing [14]. Bioethanol with 90-94% content is called industrial grade bioethanol, while bioethanol with 94-99.5% is called neutral bioethanol [15]. Most of this type of bioethanol is used for liquor mixtures, and the last is bioethanol in the fuel level which is bioethanol with a minimum of 99.5% content [16]. Bioethanol can be used directly or indirectly as fuel, but pure bioethanol has only two-thirds of the energy of gasoline and the evaporation of bioethanol from liquid to gas is not as fast as gasoline [17]. Therefore the use of pure bioethanol on the vehicle will cause problems [18]. But the problem can be solved by changing the engine design and fuel reformulation, for example by mixing alcohol and premium with a certain ratio. This mixing result is then called Gasohol [19]. Gasohol has better performance than premium because the octane number of ethanol is higher than premium. In addition, gasohol is also more environmentally friendly than premium [20].

Komentar