TUGAS
PLB3
REVIEW
JURNAL : FITOREMEDIASI
Xiao,
Y., Yan-de, J., Zhen-li, H., 2007, Role of Soil Rhizobacteria in
Phytoremediation of Heavy Metal Contaminated Soils, Journal of Zhejiang University SCIENCE B, 8(3), 192-207.
INTRODUCTION
Logam berat seperti Cd,
Cr, Cu, Hg, Pb, dan Ni biasanya disebabkan aktivitas manusia seperti penambangan,
elektroplating, pembuangan gas, aplikasi pestisida, dan limbah produksi energi.
Logam berat mengkontaminasi pada air dan tanah menjadi penyebab utama masalah
lingkungan dan kesehatan manusia. Konsentrasi logam yang berlebihan dalam tanah
akan menurunkan aktivitas mikroba tanah, kesuburan tanah, dan penurunan hasil
produksi tanaman.
Remediation
technologies
Logam berat tidak dapat
dihancurkan secara biologis (degradasi), namun dapat menguah struktur atau mengalami
transformasi dari keadaan satu oksidasi atau kompleks organik menjadi bentuk
yang lebih sederhana. Metode yang digunakan untuk remediasi antara lain :
eskavasi, thermal treatment, dan leaching asam.
Phytoremediation
assisted by soil rhizobacteria
Fitoremediasi, yaitu
penggunaan tanaman untuk mengesktrak/ mendetoksifikasi polutan melalui proses
fisik, kimia, dan biologis. Metode ini adalah metode efektif, in-situ, murah,
estetik, ramah lingkungan, dan dapat memulihkan tanah yang tercemar. Proses
transfer logam berat pada tumbuhan :
1. logam berat terserap
pada permukaan akar
2. logam yang
'bioavailable' bergerak melalui membran menuju sel akar
3. sebaian logam
terserap di akar dan terperangkap di vakuola
4. logam yang telah
menembus membran terus bergerak menembus xylem
5. logam di translokasi
dari akar menuju batang
INTERACTIONS
IN RHIZOSPHERE
Potensi fitoremediasi
tergantung pada interaksi antara tanah, logam berat, bakteri, dan
tanaman.
Rhizospheric
microorganism
Penyerapan logam dengan
rhizobacteria telah dipelajari. Penelitian menunjukkan bahwa rhizobacteria toleran
terhadap logam berat dan berperan penting dalam mobilisasi dan imobilisasi
logam berat. Eksperimen menunjukkan bahwa jumlah bakteri di rhizosfer D. fusca
tercapai 1,0 × 107 CFU / g. Jumlah bakteri ini relatif rendah dan dapat menyerap
keberadaan logam berat di konsentrasi tinggi (39 mg Co / kg, 3 mg Cd / kg, 79
mg Ni / kg, 30 mg Cu / kg, 4834 mg Zn / kg, 123 mg Cr / kg dan 114 mg Pb / kg
tanah kering)
Bioavailability
of toxic heavy metals
Pada fotoremediasi,
mikoriza dapat melindungi tanaman inangnya dari fitoksisitas tembaga, seng, dan
timah berlebih dengan mengubah spesiasi bioavailable menjadi non-bioavailable.
Rhizobacteria
secretion
Rhizobacteria
menghasilkan zat pengkelat logam disebut siderophores, yang memiliki peran
penting dalam akuisisi beberapa logam berat.
Transform
toxic heavy metals
Efisiensi fitoremediasi
juga dipengaruhi oleh bioavailabilitas logam untuk tanaman ditanah. Bakteri
dapat mengubah logam berat beracun menjadi bentuk yang lebih mudah dibawa ke
akar. Misalnya, Pseudomonas maltophilia ditunjukkan mengurangi mobilisasi dan
toksisitas Cr6 + menjadi tidak beracun dan immobile Cr3+, dan juga meminimalkan
mobilitas ion beracun lainnya seperti Hg2 +, Pb2 +, dan Cd2+.
CONCLUSION
Efek dari adanya
bakteri pada akar berdampak pada efisiensi fitoremediasi suatu tanaman. Logam
berat dapat terangkat dari tanah yang tercemar dengan meningkatkan kemampuan
akumulasi logam dari tanaman atau meningkatkan banyaknya biomassa tanaman. Pada
tanah dengan kontaminasi logam berat melebihi batas toleransi tanaman,
dimungkinkan pemberian tanaman dengan rhizobacteria untuk memacu pertumbuhan,
meningkatkan biomassa, menstabilkan, revegetasi, dan memulihkan tanah yang
tercemar logam berat. Meskipun penggunaan rhizobateria yang dikombinasi dengan
tanaman dapat memberikan efisiensi tinggi untuk fitoremediasi, ekologi mikroba
pada rhizosfer belum sepenuhnya dipahami.
Komentar
Posting Komentar